Dengan Honda Supra X125 besutannya, Dellu
Agung nyaris jadi rider Honda pertama yang naik podium. Itu terjadi pada
gelaran Indoprix kelas IP125 seri ke-3 Sirkuit Sentul (10/7). “Kalau
saja enggak kehabisan bahan bakar di lap terakhir, pasti saya bisa naik
podium tertinggi,” yakin pembalap bernomor start 99 itu.
Memang sejak latihan sebelum balapan berlangsung, rider tinggi langsing itu merasakan banyak perbedaan pada tunggangannya. “Bahkan dibanding 2 seri sebelumnya di Sirkuit Sentul dan Kenjeran, saat ini Supra X125 tungganganku terasa lebih kuat dan bertenaga. Di putaran mesin atas tenaga motor tak berhenti di angka 13.000 rpm, kalau yang dulu di angka tersebut tenaganya sudah mentok,” ungkap rider Honda Daya Adicipta NHK BRT.
Apa yang dirasakan Dellu, diamini Ichwan Achio, tuner tim balap itu.
Menurutnya pada seri ke-3 ini, memang banyak dilakukan ubahan pada Supra
X125 Dellu. “Bila itu dibanding mesin yang dipakai balap pada 2 seri
sebelumnya,” ungkap mekanik berusia 23 tahun itu.
Namanya juga mesin 4 tak, maka ubahan baru, mekanik akrab disapa Achio itu tak jauh-jauh dari bagian silinder head. Dengan karakter Sirkuit Sentul yang butuh tenaga putaran mesin atas yang kuat, maka Achio memainkan durasi noken as.
Namanya juga mesin 4 tak, maka ubahan baru, mekanik akrab disapa Achio itu tak jauh-jauh dari bagian silinder head. Dengan karakter Sirkuit Sentul yang butuh tenaga putaran mesin atas yang kuat, maka Achio memainkan durasi noken as.
Supaya suplai bahan bakar yang masuk lebih banyak, maka durasi noken as
dibuat sampai 278º. Angka itu lebih besar 8º dibanding setingan
terdahulu yang hanya pakai 270º. “Dipadu angkatan noken as yang 9,8 mm,
diharapkan mesin bisa mendapat power lebih ketika meraung dari putaran
mesin tengah sampai atas,” jelas mekanik yang pakai klep Honda Sonic
berdiameter 28 mm (in) dan 23 mm (ex) sebagai pintu masuk-keluar bahan
bakar.
Enggak hanya tenaga putaran mesin tengah sampai atas yang dipikirkan Achio. Agar dapat respon cepat saat keluar tikungan, maka lubang masuk bahan bakar jadi bagian berikutnya yang diobok-obok.
Enggak hanya tenaga putaran mesin tengah sampai atas yang dipikirkan Achio. Agar dapat respon cepat saat keluar tikungan, maka lubang masuk bahan bakar jadi bagian berikutnya yang diobok-obok.
Selain jalur lubangnya diubah jadi lebih maju 2 mm dari standarnya, diameter lubang juga dibuat 23 mm. Menurut Achio ukuran pada lubang masuk bahan bakar itu dibuat lebih kecil dari ukuran sebelumnya yang 24 mm.
“Di sini saya enggak mau main kira-kira saja. Supaya dapat ukuran dan
jalur yang sesuai, pengerjaan di bagian ini juga memanfaatkan alat ukur
flowbench milik BRT di Cibinong, Bogor,” ungkapnya.
Dengan semua setingan yang sudah dilakukan pada bagian silinder head dan jeroannya, maka langkah selanjutnya tentu menentukan perangkat penyuplai bahan bakar. Karburator Mikuni PE28 yang gampang setingannya, jadi perangkat penyuplai bahan bakar yang dipilih Achio.
Semua yang sudah dilakukan mekanik yang sudah mendampingi Dellu dari 2008 itu, membuat Dellu yakin seri-seri berikutnya bisa mempersembahkan podium buat timnya yang bermarkas di kawasan Joglo, Jakbar.
Data Modifikasi
Piston: Izumi 53 mm
Karburator: Mikuni PE28
Klep: Honda Sonic
Pelek: Excel 17 inci
Sok Belakang: Daytona
Knalpot: AHM
CDI: BRT I-max super Pro
Magnet: Yamaha YZ125
Dengan semua setingan yang sudah dilakukan pada bagian silinder head dan jeroannya, maka langkah selanjutnya tentu menentukan perangkat penyuplai bahan bakar. Karburator Mikuni PE28 yang gampang setingannya, jadi perangkat penyuplai bahan bakar yang dipilih Achio.
Semua yang sudah dilakukan mekanik yang sudah mendampingi Dellu dari 2008 itu, membuat Dellu yakin seri-seri berikutnya bisa mempersembahkan podium buat timnya yang bermarkas di kawasan Joglo, Jakbar.
Data Modifikasi
Piston: Izumi 53 mm
Karburator: Mikuni PE28
Klep: Honda Sonic
Pelek: Excel 17 inci
Sok Belakang: Daytona
Knalpot: AHM
CDI: BRT I-max super Pro
Magnet: Yamaha YZ125
Tidak ada komentar:
Posting Komentar